Saat ini, aku adalah wanita yang sempurna. Ya, karena aku normal. Sudah menikah di usia yang cukup. Bisa melahirkan 4 orang anak, 3 nya normal dan terakhir terpaksa caecar. Itulah kebanyalan orang bilang mengenai wanita sempurna. Meskipun secara fisik, nilaiku mungkin 6 atau 7 lah ya. Di balik kesempurnaan ini sesungguhnya tersimpan kisah yang berjalan secara tidak alami, menurutku. Entahlah, mungkin aku kurang bersyukur. Atau apakah karema aku akhir-akhir ini sering baca tulisan psikolog. Menurutku, alur perjalanan hidupku selama ini ada fase yang terlewatkan sebelum matang sempuna. Dimana masa kanak-kanakku ada sedikit miss, masa remaja, kurang diberi kesempatan berkreasi, dan belum selesai masa remajaku aku merasa terus-menerus dituntut menjadi dewasa tanpa pembekalan yang wajar. Semuanya terasa timpang. Di satu waktu aku harus mandiri, tetapi ketika aku mengambil keputusan selalu dipatahkan. Barangkali itulah cara orangtuaku memberikan kasih sayang mereka. Mungkin mereka memilik...
Bismillah.... Hai blogku, susah banget mau rutin nengokin kamu. Kesibukan atau apalah apalah yang bikin aku susah rutin nengokinnya. Kenapa ya susah banget untuk konsisten bahagia bersama si dia. Naik turun rasa ini untuk dia. Susah juga buat naiknya tapi gampang sekali buat turun. Berkali kali kuupdate cinta ini tapi seringnya terpuruk lagi. Apa karena si dianya miskin? Atau si dianya kurang pinter? Atau dia kurang ganteng atau kurang beragama? Ah..buatku dia sangat ganteng dan pintar. Aku terkagum kagum padanya. Dan soal wawasan keagamaan aku nyerah, ku percayakan urusan agamaku untuk dikonsultasikan sama dia. Dan yang paling membuatku jatuh cinta adalah soal ketergantungan dia pada Sang Maha Esa juga pengabdiannya pada ummat. Hemmm...semua yang ada padanya sebetulnya modal yang lebih dari cukup untuk membuatku jatuh cinta. Namun berkali-kali cinta itu patah hanya dengan dia menaikkan nada bicaranya. Heu..h ada apa denganku. Lebay banget deh. Kita kan udah 12th bersama tapi mas...